Cerpen Kemampuan tersembunyi, Part 1
Mc engawasi John Berger, sang detektif perusahaan, saat melacak orang-orang yang berbelanja di lantai pertama sebuah toko ritel di Upper East Side Manhattan itu sama seperti menyaksikan fokus yang sedang beraksi. Dengan HT di tangan dan balutan jas hitam, kemeja putih, serta dasi merah yang tidak mencolok, John senantiasa bergerak, fokusnya selalu terarah pada satu pembelanja atau lainnya. Sebutlah dia mata dari toko tersebut.
Itu tantangan yang sulit. Setiap saat, setidaknya ada lebih dari lima puluh pengunjung di lantai tempatnya bekerja, dan mereka berpindah-pindah dari konter perhiasan satu ke konter perhiasan lainnya, mengamati syal Valentino, memilah-milah dompet Prada. Saat mereka melihat-lihat barang-barang itu, John mengamati mereka.
Dengan gesit dia bergerak di antara orang-orang yang berbelanja, sebuah studi dalam gerak brown. Untuk beberapa detik dia berdiri di belakang konter dompet, matanya melekat pada suatu prospek, lalu mendadak beralih ke sudut pandang di dekat pintu, tempat dia bisa mengawasi semua pengunjung, hanya untuk meluncur ke pojokan, tempat sebuah bangku yang memungkinkannya mengamati sekawanan trio yang berpotensi mencurigakan dengan hati-hati.
Selagi para pelanggan hanya memperhatikan barang-barang yang
*gerakan terus-menerus dari suatu partikel zat cair atau gas (sumber: Wikipedia)
dipajang, tak menyadari tatapannya yang jeli, dia mengamati mereka semua dengan cermat.
Ada pepatah di India yang berbunyi, "Ketika pencopet bertemu dengan orang kudus, yang dilihat oleh sang pencopet hanya dompet orang kudus itu." Dalam keramaian, yang John lihat adalah pencopet. Pandangannya menjelajah bagaikan lampu sorot. Saya bisa membayangkan wajahnya mulai mengerut dan berubah menjadi lensa bundar raksasa yang mengingatkan kita pada Cyclops, makhluk mitologi Yunani bermata satu. John merupakan perwujudan dari fokus itu sendi
Apa yang dicarinya? "Gerak-gerik mata atau isyarat tubuh mereka" yang memberinya informasi tentang niat mereka untuk mencuri, kata John. Atau pelanggan yang bergerombol menjadi satu, atau mereka yang menatap ke sekeliling dengan sembunyi-sembunyi. "Aku sudah begitu lama melakukannya sampai aku tahu tanda-tandanya."
Saat John memusatkan perhatian pada satu dari kelima puluh orang itu, dia berhasil mengabaikan 49 sisanya, dan semua hal lain-suatu kelebihan khusus untuk berkonsentrasi di tengah-tengah lautan pengalih perhatian di sekelilingnya.
Kesadaran yang begitu menyeluruh, diselingi dengan kewaspadaan terus-menerus untuk mencari sinyal yang mengindikasikan tapi jarang ditemukan ini, menuntut penggunaan beberapa bentuk fokus seperti atensi, kesiagaan, orientasi, dan pengaturan berkelanjutan dari semua itu-masing-masing dilandasi oleh jaringan sirkuit otak yang unik dan jelas berbeda, dan masing-masing merupakan alat mental yang esensial.
Pemeriksaan berkelanjutan yang John lakukan untuk mencari kejadian yang jarang terjadi itu menggambarkan satu dari berbagai segi atensi yang pertama kali dipelajari secara ilmiah. Analisis mengenai apa yang bisa membantu kita tetap waspada itu dimulai saat Perang Dunia II dan dipacu oleh kebutuhan militer akan operator radar yang bisa tetap berada dalam status siaga puncak selama berjam-jam-mendapati bahwa mereka melewatkan lebih banyak sinyal menjelang akhir giliran jaga, saat atensi mereka merosot.
Post a Comment for "Cerpen Kemampuan tersembunyi, Part 1"